Cyberspace
Cyberspace
Perkembangan teknologi informasi telah
menciptakan sebuah “ruang baru” yang bersifat maya, yaitu Cyberspace. Cyberspace berasal dari
bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa
batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace
merupakan ruang yang diwujudkan melalui jaringan computer dan hubungan atau
koneksi. Cyberspace yang terbentuk oleh jaringan komputer dan informasi yang
terhubungkan secara global telah menawarkan bentuk-bentuk komunitasnya sendiri
(virtual community), bentuk realitasnya (virtual reality), dan bentuk “ruang”
nya sendiri (cyeberspace)., sifatnya digital dan direpresentasikan dalam satuan
bit. Cyberspace banyak
dipakai untuk keperluan komunikasi secara online (terhubung langsung) di dunia maya.
Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi
dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler)
yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon
genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia
secara interaktif. Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia
(politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, bahkan seaksual) dari dunia
nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas. Sehingga apapun yang
dapat dilakukan di dunia nyata, kini dapat juga dilakukan di dalam
cyberspace atau dunia maya. Kehidupan manusia pun seperti sudah mulai berubah
dari dunia nyata menuju dunia maya. Perubahan kemanusiaan ini telah menimbulkan
efek yang besar dalam cara setiap orang menjalani dan memaknai kehidupan.
Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang mungkin nantinya sebagian besar
akan dibangun secara mendasar oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam
kini diambil alih oleh subtitusi teknologisnya. Realitas-realitas sosial budaya
yang ada di dunia nyata kini mendapatkan tandingan-tandingannya. Pada akhirnya,
batas antara keduanya menjadi semakin tipis.
Perkembangan cyberspace telah mempengaruhi
kehidupan sosial pada berbagai tingkatannya. Keberadaan cyberspace tidak saja
telah menciptakan perubahan sosial yang sangat mendasar. Pengaruh cyberspace
terhadap kehidupan sosial setidaknya tampak pada tiga tingkat : individu, antar
individu, dan komunitas. Pada tingkat individu, cyberspace menciptakan
perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur
cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk menciptakan konsep
tentang diri dan identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi,
pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa
menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang
berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace
adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda,
identitas jamak. Tingkat interaksi antarindividu, hakikat cyberspace sebagai
sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan komputer dan hubungan (connection)
bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual
merupakan ciri dari cyberspace. Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial
di dalam cyberspace bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial,
yaitu interaksi sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang
nyata. Pada tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu model
komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan di
dalam teritorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan
normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace,
pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak berbentuk lembaga,
sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun
boleh”.